Senin, 16 April 2012

Me and You


Love U, HONEY***

Seperti menyelam lautan, kepribadian adalah sebuah teka-teki kehidupan yang membutuhkan waktu panjang. Siapa aku? Apa hobiku?Apa  makanan kesukaanku? Dan sederet pertanyaan yang memastikan kita akan tahu siapa diri kita yang sebenarnya. Seperti halnya dengan kata orang bijak “Siapa mengenal dirinya, berarti ia mengenal Tuhannya pula”.
Aku baru saja mengenali diriku yang sebenarnya, ketika usiaku berkepala dua. Sebuah angka yang menuntut  kebebasan dan kedewasaan bertindak. Segala tindakan harus dipertanggungjawabkan bukan hanya kepada sesama manusia, diri sendiri tetapi pada pencipta diriku sendiri. Melakukan kesalahan dan memperbaikinya kembali, salah lagi dan perbaiki lagi. Menggambarkan sosok diri secara jujur kadang hanya membawaku pada penilaian subjektif keterbatasan diri. Namun dari hasil interaksiku dengan lingkungan, telah ku dapatkan teman dengan dengan sederet kata sifat yang berbeda seperti  introvert, aneh dan penyayang bahkan unik, lucu dan gokil abis tersemat padaku. Diri ini seperti cermin tiga dimensi yang bisa dilihat dari mana saja dan akan terlihat berbeda pada siapa yang menilai. Tinggiku mencapai 159 cm dengan berat badan yang terkadang selalu berubah terkisar 42kg-45kg lah….
Tak ada sesuatu yang membuatku fanatic. Semua dalam kadar biasa-biasa saja. Seperti warna misalnya, ngomongin tentang warna. Semua warna bagiku sama, kesemua dari itu ku menyukainya tanpa terkecuali. Masak, tidur, nonton, jalan-jalan kemana saja adalah caraku refresing ketika pikiran penat sedang melanda diriku. Menjadi anak tertua dalam keluarga dengan dua orang adik yang bandel. Secara batin menuntutku untuk harus mempersembahkan yang terbaik atau lebih tepatnya “Teladan” buat mereka. Kadangkala, kedewasaan itu harus kupaksakan walau memang kedewasaan itu pada hakikatnya tak akan pernah bisa dimiliki oleh seorang manusia dengan sempurna.
Bersyukur di karuniai orangtua yang begitu sangat peduli dan sayangnya kepadaku. Sosok orangtua yang begitu demokratis serta membuatku tidak sulit dalam menyuarakan sebuah aspirasi.  ANDI SALAHUDDIN yang dipersembahkan TUHAN untuk menjadi seorang Ayah bagiku, dsabar tak pernah marah. apalagi yah….?(Maafkan aku ayah,aku tak terlalu mengenal sosok dirimu karna adanya jarak memisahkan kita sejak saya berumur 13 Tahun hingga sekarang). Ada seorang  perempuan bagaikan malaikat kecil yang diturunkan dari langit oleh TUHAN untuk menjadi seorang Ibu bagiku. Jika ditanya siapa yang paling sering melarang segala tindakan aku waktu kecil?jawabannya adalah Ibuku, siapa yang paling membatasi ruang gerak-gerik waktu aku masih kecil, jawabannya adalah Ibuku. Siapa yang paling sering dalam sehari marah- marah, bawel? Yang selalu memberi  cubitan, menghukum. Jika aku bolos sekolah, tidak mengerjakan pekerjaan rumah ”PR” atau tugas sekolah. Jawabannya tak lain dan tak bukan adalah Ibu ANDI ROSNAWATI. Bapak Salahuddin kaki kananku dan Ibu Ros kaki kiriku. Keduanya merupakan kesatuan dari badanku yang tak terpisahkan.
Itulah mengapa Makassar menjadi pilihan dalam merajut mimpi-mimpiku dan sekarang, aku sedang asik-asiknya menikmati aktivitasku sebagai mahasiswa di Universitas Fajar Makassar dengan mendalami bidang Komunikasi Jurnalistik semester akhir. Punya banyak cita-cita membuatku semangat melangkah dan ku biarkan sang penentulah yang akan menghapus satu persatu  mimpiku yang tak sesuai. Namun, yang jelas Aku ANDI MINARNI EKA WAHYUNI ditetapkan kelahiranku oleh Sang Khalik pada tanggal 07 oktober 1989 bertempat di sebuah desa dengan kota kecil yang dikenal sebagai kota sutera yaitu SENGKANG.
Disaat aku sedang asik-asiknya dengan semua aktivitas yang kujalani, ntah episode yang keberapa dalam hidupku TUHAN mempertemukanku dengan seseorang, tentunya adalah Laki-laki. Lelaki kurus dengan tinggi 163cm, cuek, berperawakan apa adanya. Kesehariannya dipanggil Vian, sedangkan dari panggilan saya untuknya yaitu Honey. berbicara tentang Honey, honey bukanlah sebuah nama, pangkat, jabatan, pekerjaan dan sebagainya melainkan dalam bahasa inggris honey artinya madu. tapi kesemua itu, bukan salahsatu inspirasi saya untuk memanggilnya honey. secara tidak langsung, panggilan honey keluar begitu saja, ntah kapan itu. lagipula, jika dikaitkan dengan arti sesungguhnya honey yakni madu. lumayan bagus juga, karna si dia rasanya emang seperti madu (manis oiii...jika sudah mandi^). jika kebanyakan pasangan muda-mudi mempunyai kata tersendiri untuk pasangannya. kata honey inilah yang merupakan kata tersendiri buat hubungan kami, bukan beb, sayang, cinta dan seabrek kata-kata panggilan untuk pasangan. 
alhamdulillah yah, hingga sekarang hubungan kami bisa dipertahankan. semoga, hubungan ini tetap bertahan hingga maut memisahkan kami berdua aj...
masih selalu teringat, moment-moment hubungan kami mulai terjalin. 1 taon enam bulan yang lalu, tepatnya hari kamis tanggal 20-10-2010 pukul 20.10 wita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar